Find Us :

Followers

About Me

Followers

RSS

PERAWATAN JENAZAH


A.    Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab (جن ذح) yang berarti tubuh mayat dan kata جن ذ   yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup.

B.    Hal-hal yang Harus Dilakukan terhadap Orang yang Meninggal
1.    Matanya hendaklah dipejamkan (ditutupkan), mengatupkan mulutnya, menyedekapkan tangannya, menyebut yang baik-baik, mendoakan, dan memintakan ampun atas dosanya.
2.    Seluruh badannya hendaklah ditutup dengan kain.
3.    Tidak ada halangan untuk mencium jenazah bagi keluarganya atau sahabat-sahabatnya yang sangat sayang dan berduka cita karena kematiannya.
4.    Ahli jenazah yang mampu hendaklah segera membayar utang jenazah jika ia berutang, baik dibayar dari harta peninggalannya ataupun dari pertolongan keluargannya sendiri.
5.    Segeralah mengurus jenazah dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkannya.
6.    Diperbolehkan mengumumkan kematian seseorang muslim agar orang muslim bersiap-siap untuk bertakziah kepada keluarganya, ikut mensholatinya dan ikut mendoakannya.
7.    Haram melakukan perbuatan niyahah (meratap)  ketika ada musibah kematian, adapun yang termasuk niyahah yaitu:
a.     اَلصَّالِقَةِ : Wanita yang menangis menjerit-jerit ketika terkena musibah kematian.
b.     اَلْحَالِقَةِ  : Wanita yang mencukur atau mengacak-acak rambut ketika terkena musibah kematian.
c.    اَشَّاقَّةِ  : Wanita yang merobek-robek baju  ketika kena musibah kematian.

C.    Perawatan Jenazah
Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkannya.
Hukum melaksanakan pengurusan jenazah adalah fardhu kifayah bagi orang-orang Islam yang masih hidup. Artinya berdosa jika tidak ada seorang pun yang mengerjakannya.
1.    Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:
a.    Orang yang utama memandikan jenazah
1)    Untuk mayat laki-laki
Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, muhrimnya dan istrinya
2)    Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya, neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3)    Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang memandikannya.
4)    Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.
5)    Orang yang memandikan tidak boleh menceritakan tentang cacat tubuh mayat itu, andaikata mayat itu bercacat.

b.    Syarat bagi orang yang memandikan jenazah
1)    Muslim, berakal, dan baligh
2)    Berniat memandikan jenazah
3)    Jujur dan sholeh
4)    Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu menutupi aib si mayat.

c.    Syarat-syarat jenazah wajib dimandikan
1)    Jenazah itu orang Islam
2)    Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah meninggal tidak dimandikan
3)    Didapati tubuhnya walaupun sedikit
4)    Bukan mayat yang mati syahid

d.    Tata cara memandikan jenazah
1)    Sebelum memandikan jenazah, alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
a)    Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup.
b)    Air secukupnya.
c)    Sabun, shampo, air kapur barus dan wangi-wangian.
d)    Sarung tangan untuk memandikan.
e)    Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.
f)    Kain basahan, handuk, dll.
2)    Jenazah dibaringkan ditempat yang tinggi, seperti ranjang atau balai-balai yang diatasnya sudah diletakkan lima atau enam buah potongan batang pisang.
3)    Jenazah dimandikan diruang tertutup. Selain yang memandikan dan yang membantu memandikan, dilarang melihat.
4)    Ketika dimandikan, jenazah hendaknya dipakaikan kain bahasan (sebaiknya kain sarung) agar auratnya tidak mudah terbuka.
5)    Mulailah memandikannya dengan bacaan Basmalah.
6)    Pakailah sarung tangan. Urut bagian perut dan tekan pelan-pelan agar kotoran yang mungkin ada keluar kemudian dibersihkan.
7)    Ganti sarung tangan yang baru, kemudian kotoran yang ada pada kuku jari tangan dan kaki dibersihkan. Selanjutnya, bersihkan mulut, gigi, lubang di telinga, hidung, dubur dan qubul.
8)    Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
9)    Ratakan air keseluruh tubuh jenazah. Pergunakan air yang suci dan menyucikan. Setelah air merata keseluruh tubuh kemudian sabunilah dan siram kembali hingga bersih. Lakukan minimal satu kali setelah najis-najisnya dapat dihilangkan. Disunahkan melakukannya tiga kali, lima kali, atau dengan bilangan ganjil.
10)    Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh jenazah.
11)    Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir dicampur dengan wangi-wangian.
12)    Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
13)    Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajid dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis itu saja.
14)    Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan dibiarkan menjulur kebelakang, sisir rambut dengan perlahan, setelah disiram dan dibersihkan lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
15)    Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak membasahi kain kafannya.
16)    Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol. Dan pindahkan jenazah ketempat yang bersih, siap untuk dikafani.
Memandikan jenazah harus dilakukan dengan lemah lembut dan hati-hati. Air yang digunakan untuk memandikan  jenazah adalah air yang dingin yang biasa dipergunakan untuk mandi. Orang muslim tidak diperbolehkan memandikan orang kafir, membawa jenazahnya, mengkafaninya, menshalatinya atau mengiring jenazahnya.
2.    Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum mengkafani jenazah, adalah sebagai berikut:
a.    Untuk jenazah laki-laki 3 lembar kain kafan, sedangkan untuk jenazah perempuan 5 lembar.
b.    7 utas tali untuk jenazah dewasa, yaitu untuk bagian atas kepala, leher, dada, pinggang, lutut, mata kaki dan untuk ujung bawah tubuh.
c.    Kapas, wangi-wangian (kapur barus) dan serbuk cendana secukupnya.
Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
a.    Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.
b.    Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c.    Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.
d.    Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
e.    Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
a.    Untuk mayat laki-laki
1)    Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai. Lalu bentangkan 7 utas tali di atasnya, sesuai dengan letaknya.
2)    Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
3)    Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian (kapur barus). Kedua tangan diletakkan di atas dada, tangan kanan berada di atas tangan kiri.
4)    Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
5)    Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi selembar dengan cara yang lembut.
6)    Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan lima atau tujuh ikatan.
7)    Hadapkan tali kesebelah kanan, sebaiknya diikat dengan simpul hidup, agar memudahkan membukannya pada saat dikuburkan.
8)    Setelah selesai jenazah siap untuk disholatkan dan setelah itu dikuburkan.

b.    Untuk mayat perempuan
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar kain putih, yang terdiri dari:
1)    Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
2)    Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
3)    Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
4)    Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
5)    Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.

Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:
1)    Hamparkan selembar tikar di atas lantai, kemudian bentangkan 7 utas tali di atasnya.
2)    Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib. Dari mulai kain kafan yang menutupi seluruh tubuh, kerudung (tutup kepala), baju, sarung, dan menutupi pinggul dan paha.
3)    Setiap helai kain kafan diberi harum-haruman, dan kapas diberi serbuk cendana yang berfungsi untuk menyerap bau yang ada didalam tubuh jenazah.
4)    Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
5)    Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas, dan letakkan kapas pada setiap lekukan.
6)    Kemudian tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya, setelah itu diberi wangi-wangian.
7)    Pakaikan sarung dari pinggang sampai mata kaki, setelah itu beri wangi-wangian.
8)    Pakaikan baju kurung dan berikan wangi-wangian.
9)    Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
10)    Setelah itu pakaikan kerudung, bagian yang terbuka ditutupi dengan kapas dan beri wangi-wangian.
11)    Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam. Sebelum itu, kedua tangannya diletakkan di atas dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri.
9)    Lalu ikat jenazah dengan tali pengikat yang telah disiapkan. Hadapkan tali kesebelah kanan, sebaiknya diikat dengan simpul hidup, agar memudahkan membukannya pada saat dikuburkan.
10)    Setelah selesai jenazah siap untuk disholatkan dan setelah itu dikuburkan.
Orang yang berhak mengkafani jenazah laki-laki adalah istri, keluarga dekat atau mahramnya. Dan jika jenazah perempuan maka suami, keluarga dekat atau mahramnya. Dalam mengkafani jenazah, jenazah harus dikafani secara lembut.

D.    Hikmah dari Tata Cara Perawatan Jenazah
Hikmah yang dapat diambil dari tata cara perawatan jenazah, antara lain:
1.    Memperoleh pahala yang besar.
2.    Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama muslim.
3.    Membantu meringankan beban keluarga jenazah dan sebagai ungkapan belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
4.    Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
5.    Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan Rasul-Nya.

E.    Takziah dan Ziarah Kubur
1.    Takziah
Takziah adalah berkunjung kepada keluarga yang meninggal dunia.
Hukumnya sunah, bahkan bisa menjadi wajib apabila, jenazah tidak ada yang mengurusnya, misalnya seseorang yang hidunya sebatang kara.
Takziah bertujuan agar:
a.    Keluarga terhibur
b.    Diberi keteguhan Iman dan Islam
c.    Diberi kesabaran dalam menghadapi musibah
d.    Serta mendoakan agar diterima amal baiknya dan diampuni segala dosanya

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang bertakziah antara lain:
a.    Takziah hendaknya didasari dengan niat ikhlas karena Allah serta dengan maksud memperoleh ridho dan rahmat-Nya.
b.    Berpakaian yang sopan dan menutup aurat.
c.    Berdoa agar jenazah diampuni segala dosa-dosanya dan dirahmati oleh Allah SWT.
d.    Memberikan bantuan moral/materi kepada keluarga jenazah.
e.    Menghibur keluarga yang terkena musibah.
f.    Melaksanakan shalat jenazah atau mendoakan jenazah.
g.    Menghantarkan kekubur.
h.    Dilarang berbicara yang keras, bercanda, terutama mengatakan aib jenazah.

Secara garis besar orang yang bertakziah itu dinyatakan sempurna takziahnya apabila melaksanakan tiga hal yaitu:
a.    Menghibur
b.    Menshalatkan/mendoakan
c.    Mengambil i’tibar atau pelajaran

2.    Ziarah kubur
Ziarah kubur adalah mengunjungi makam kaum muslimin atau muslimat.
Cara atau urutan ziarah kubur, adalah sebagai berikut:
a.    Setelah sampai pintu gerbang kuburan mengucapkan salam.
b.    Berdoa (semoga diampuni dosanya dan diterima amal baiknya).

Tujuan dan manfaat ziarah kubur, adalah sebagai berikut:
a.    Mengingatkan kematian
b.    Mengingatkan kehidupan akherat
c.    Tidak akan hanya memburu kehidupan dunia saja
d.    Mendo ‘akan ahli kubur

Adab ziarah kubur, adalah sebagai berikut:
a.    Ziarah kubur hendaknya didasari dengan niat ikhlas karena Allah serta dengan maksud memperoleh ridho dan rahmat-Nya.
b.    Hendaknya berpakaian sopan dan menutup aurat.
c.    Hendaknya mengucapkan salam kepada penghuni kubur dan mendoakan agar mereka memperoleh keselamatan serta kesejahteraan didalam kuburnya.
d.    Ketika berziarah tidak diperbolehkan menginjak-nginjak dan duduk-duduk di atas makam serta melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas, seperti kencing, meludah, dan membuang sampah ke atas makam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih buat infonya
evanuramini.blogspot.com

Posting Komentar